Saturday, August 16, 2025

MISI YANG BERDAMPAK


 MISI YANG BERDAMPAK



Amanat Agung

Amanat Agung Tuhan Yesus dalam Matius 28:18-20 "Yesus mendekati mereka dan berkata: kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa  murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman". Amanat ini merupakan perintah utama yang diberikan Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke surga. Perintah ini juga berlaku bagi semua orang percaya sepanjang masa.

Kuasa Dalam Misi

Dalam misi ada dua peran penting: pembawa berita dan penerima berita. Sebagai pembawa berita, orang percaya dipanggil untuk pergi, memberitakan Injil, membaptis, menjadikan semua bangsa murid Yesus, dan mengajar mereka melakukan segala sesuatu yang telah diajarkan oleh Yesus. Tujuan akhirnya adalah agar setiap penerima berita mengalami perubahan hidup dan hidup sesuai dengan ajaran Kristus.

Seorang yang diutus dalam misi bukan hanya butuh semangat, tapi juga perlu  kapasitas rohani, emosional, sosial dan praktis. Semua ini dapat terus dikembangkan seiring waktu melalui pembinaan, pelatihan, dan pengalaman pelayanan. Namun yang terpenting adalah memiliki kuasa Tuhan Yesus didalam dirinya. Seperti yang dikatakan Tuhan Yesus dalam Matius 28: 18-19 "...kepada-Ku telah diberikan segala kuasa (ἐξουσία) di sorga dan di bumi. karena itu pergilah....."

Exousia (ἐξουσία) Memiliki arti kuasa, otoritas, atau wewenang.  Exousia menggambarkan kuasa Yesus yang berasal dari Allah, bukan hanya kekuatan, tetapi otoritas ilahi yang sah. Seorang penginjil tidak hanya memerlukan pengetahuan Alkitab, strategi pelayanan, atau kemampuan berbicara yang baik. Semua hal itu penting, tetapi bukan sumber utama kuasa. Sumber kuasa pelayanan yang sejati adalah exousia (ἐξουσία), yaitu otoritas ilahi yang diberikan Kristus kepada murid-murid-Nya. Exousia inilah yang membuat pemberitaan Injil memiliki dampak rohani, menyatakan kuasa Allah, dan mengubahkan hidup orang lain.

Exousia tidak bisa diperoleh melalui usaha manusiawi, melainkan lahir dari relasi yang intim dengan Kristus. Karena itu, kunci pelayanan penginjil bukan terutama teknik, melainkan kedekatan dengan Sang Sumber Kuasa itu sendiri dengan cara menghidupi firman. Firman Tuhan bukan hanya bahan khotbah, tetapi pedoman hidup. Yesus berkata: “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Mat. 4:4).

Seorang penginjil yang dekat dengan Kristus akan terlebih dahulu membiarkan Firman bekerja dalam dirinya. Firman memperbaharui pikiran, dan menuntun langkah. Dengan demikian, pesan Injil yang disampaikan tidak hanya berupa kata-kata, tetapi penuh kuasa. Inilah yang memberi bobot rohani dan otoritas pada pemberitaan Injil.

 Bagaimana caranya Firman bekerja didalam diri seorang penginjil ? (baca artikel dengan judul Cara menjadikan Firman bekerja didalam diri orang percaya" ?



No comments:

Post a Comment

Cara Menghindarkan Diri Dari Kebodohan Rohani

  Tips Menghidar Dari Kebodohan Rohani Orang  Bodoh Perkataan Yesus kepada dua murid dalam perjalanan ke Emaus,  “Hai kamu orang yang bodo...