Tips Menghidar Dari Kebodohan Rohani
Orang Bodoh
Perkataan Yesus kepada dua murid dalam perjalanan ke Emaus, “Hai
kamu orang yang bodoh dan lamban hati” (Lukas 24:25), bukanlah hinaan,
melainkan teguran rohani yang mengungkap kondisi batin mereka.
Kebodohan yang dimaksud Yesus bukan soal kemampuan berpikir,
tetapi kelambanan hati seperti tidak peka, tidak percaya, dan
tidak menangkap apa yang Tuhan sudah katakan.
Akar dari Kebodohan
Rohani
Selama hidup bersama Yesus, para murid
telah sering mendengar pengajaran-Nya tentang kematian dan kebangkitan Mesias.
Mereka juga mengenal nubuat para nabi. Namun ketika peristiwa salib terjadi,
hati mereka tidak menangkap kebenaran itu. Karena itulah Yesus
berkata “Betapa bodohnya kamu dan betapa lambannya hatimu untuk percaya”.
Mereka mengetahui Firman, tetapi hati mereka tertutup.
Kelambanan hati ini disebabkan
oleh kondisi batin yang takut, penuh pergumulan, kekecewaan, kemuraman, dendam
atau prasangka. Semua ini membuat mata rohani mereka tertutup,
bahkan ketika Yesus hadir mereka tidak mengenaliNya. Hal ini juga
dikuatkan disaat Yesus bertanya apa yang mereka bicarakan, Alkitab menyebut
bahwa mereka berhenti dan berwajah
muram (Lukas 24:17). Dari wajah muram ini menunjukkan bahwa hati
yang terluka, harapan yang hancur, ekspektasi yang tidak terpenuhi. Keinginan
mereka bahwa Yesus akan memerintah secara politik di dunia ini tidak sesuai dengan rencana Bapa
bagi Mesias. Harapan yang keliru menambah hati mereka semakin lamban.
Terhindar Dari Kebodohan
1.
Meluruskan Hati dengan Firman Tuhan,
Dalam perjalanan ke Emaus, Yesus menjelaskan kembali Kitab Suci kepada
mereka. Hasilnya luar biasa, ketika kemudian mereka menyadari siapa yang
berjalan bersama, mereka berkata “Bukankah hati kita berkobar-kobar
ketika Ia berbicara kepada kita di jalan?”. Firman Tuhan menghidupkan kembali hati yang dingin
dan muram. Hanya Firman yang dapat meluruskan motivasi, mengembalikan fokus,
menyalakan iman kembali.
2. Hati Yang Taat
Sering kali kelambanan hati muncul karena kita ingin segala sesuatu sesuai
dengan kehendak kita, bukan kehendak Tuhan. Bahkan ketika Yesus hadir, para
murid masih berbicara tentang keinginan mereka sendiri, bukan agenda
Tuhan. Hati menjadi lamban ketika kita hanya mau mendengar apa yang
cocok bagi keinginan pribadi, menolak koreksi Tuhan, tidak mau
taat kepada Firman Allah. Ketaatan adalah kunci untuk menjaga hati tetap
peka.
3.
Hati Yang bersih
Hati yang bersih selalu membawa seseorang kembali ke arah yang benar,
sebagaimana dua murid yang awalnya berjalan menuju Emaus dengan kekecewaan dan
hati yang keruh. Namun saat mereka berjumpa dengan Yesus, kekecewaan itu
berubah menjadi pengharapan yang menuntun mereka kembali ke Yerusalem tempat
janji Tuhan digenapi. Yerusalem menggambarkan pemulihan serta pusat kehendak
Allah, sementara Emaus melambangkan pelarian dari pergumulan dan kebingungan
batin. Perjumpaan dengan Kristus menyucikan hati, mengarahkan kembali langkah
kepada komunitas orag orang yang beriman, kepada janji Tuhan, dan kepada agenda
Allah yang sejati.
Tips Menghidar Dari Kebodohan Rohani
Orang Bodoh
Perkataan Yesus kepada dua murid dalam perjalanan ke Emaus, “Hai
kamu orang yang bodoh dan lamban hati” (Lukas 24:25), bukanlah hinaan,
melainkan teguran rohani yang mengungkap kondisi batin mereka.
Kebodohan yang dimaksud Yesus bukan soal kemampuan berpikir,
tetapi kelambanan hati seperti tidak peka, tidak percaya, dan
tidak menangkap apa yang Tuhan sudah katakan.
Akar dari Kebodohan Rohani
Selama hidup bersama Yesus, para murid
telah sering mendengar pengajaran-Nya tentang kematian dan kebangkitan Mesias.
Mereka juga mengenal nubuat para nabi. Namun ketika peristiwa salib terjadi,
hati mereka tidak menangkap kebenaran itu. Karena itulah Yesus
berkata “Betapa bodohnya kamu dan betapa lambannya hatimu untuk percaya”.
Mereka mengetahui Firman, tetapi hati mereka tertutup.
Kelambanan hati ini disebabkan
oleh kondisi batin yang takut, penuh pergumulan, kekecewaan, kemuraman, dendam
atau prasangka. Semua ini membuat mata rohani mereka tertutup,
bahkan ketika Yesus hadir mereka tidak mengenaliNya. Hal ini juga
dikuatkan disaat Yesus bertanya apa yang mereka bicarakan, Alkitab menyebut
bahwa mereka berhenti dan berwajah
muram (Lukas 24:17). Dari wajah muram ini menunjukkan bahwa hati
yang terluka, harapan yang hancur, ekspektasi yang tidak terpenuhi. Keinginan
mereka bahwa Yesus akan memerintah secara politik di dunia ini tidak sesuai dengan rencana Bapa
bagi Mesias. Harapan yang keliru menambah hati mereka semakin lamban.
Terhindar Dari Kebodohan
1.
Meluruskan Hati dengan Firman Tuhan,
Dalam perjalanan ke Emaus, Yesus menjelaskan kembali Kitab Suci kepada mereka. Hasilnya luar biasa, ketika kemudian mereka menyadari siapa yang berjalan bersama, mereka berkata “Bukankah hati kita berkobar-kobar ketika Ia berbicara kepada kita di jalan?”. Firman Tuhan menghidupkan kembali hati yang dingin dan muram. Hanya Firman yang dapat meluruskan motivasi, mengembalikan fokus, menyalakan iman kembali.
2. Hati Yang Taat
Sering kali kelambanan hati muncul karena kita ingin segala sesuatu sesuai
dengan kehendak kita, bukan kehendak Tuhan. Bahkan ketika Yesus hadir, para
murid masih berbicara tentang keinginan mereka sendiri, bukan agenda
Tuhan. Hati menjadi lamban ketika kita hanya mau mendengar apa yang
cocok bagi keinginan pribadi, menolak koreksi Tuhan, tidak mau
taat kepada Firman Allah. Ketaatan adalah kunci untuk menjaga hati tetap
peka.
3. Hati Yang bersih
Hati yang bersih selalu membawa seseorang kembali ke arah yang benar,
sebagaimana dua murid yang awalnya berjalan menuju Emaus dengan kekecewaan dan
hati yang keruh. Namun saat mereka berjumpa dengan Yesus, kekecewaan itu
berubah menjadi pengharapan yang menuntun mereka kembali ke Yerusalem tempat
janji Tuhan digenapi. Yerusalem menggambarkan pemulihan serta pusat kehendak
Allah, sementara Emaus melambangkan pelarian dari pergumulan dan kebingungan
batin. Perjumpaan dengan Kristus menyucikan hati, mengarahkan kembali langkah
kepada komunitas orag orang yang beriman, kepada janji Tuhan, dan kepada agenda
Allah yang sejati.