HIKMAT
Fakta Alkitab
Alkitab menuliskan tentang Hikmat
dalam kitab Amsal 1:7 “Takut akan TUHAN, adalah permulaan pengetahuan,
tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan”. Kata “Khok-maw” (חָכְמָה)
dalam bahasa Ibrani berarti "hikmat" atau "kebijaksanaan". Sehingga dapat diartikan hikmat disini adalah
hikmat Tuhan merujuk pada kebijaksanaan, pengetahuan dan pemahaman yang datang
dari Tuhan.
Seseorang yang memiliki
hikmat Tuhan adalah orang yang memiliki kebijaksaan spiritual yang mampu
memahami dan merapkan firman Tuhan dalam
kehidupan sehari hari dan mampu untuk membuat keputusan yang tepat sesuai dengan
kehendak Tuhan.
Sikap Hati
Takut akan Tuhan adalah
sikap hati yang harus dimiliki seseorang supaya mendapatkan hikmat Tuhan. Bahasa
Ibrani Yir-aw (יִרְאָה) dalam Perjanjian Lama memiliki arti "takut"
atau "rasa hormat". Takut akan
Tuhan dalam Perjanjian Lama bukan berarti takut dalam arti negatif, melainkan
rasa hormat, kekaguman, dan pengakuan akan kebesaran dan kekuasaan Tuhan. Ini
mencakup kesadaran akan kekudusan Tuhan dan keinginan untuk hidup sesuai dengan
kehendak-Nya. Dalam beberapa ayat, yir-aw juga dapat diartikan sebagai
"rasa takut yang saleh" atau "penghormatan yang benar"
kepada Tuhan.
Sumber Hikmat
Rasa hormat kepada Tuhan
ditunjukkan dengan menghormati setiap firman Tuhan yang tertulis di dalam
Alkitab. Karena tulisan yang ada di dalam Alkitab adalah dari Tuhan dan
perkataan Tuhan sendiri, maka menghormati firman yang tertulis berarti
menghormati Tuhan sebagai pemberi firman. Oleh karena itu, apa saja yang
difirmankan Tuhan di dalam Alkitab tidak boleh dikurangi, ditambah, dibantah
atau ditafsirkan secara sembarangan, melainkan harus ditafsirkan sesuai maksud
Tuhan yang terkandung dalam firman tersebut, serta diyakini dan dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari.
Ketidaktahuan dan keangkuhan
diri yang menolak untuk mengakurasi dasar pemikiran dan keyakinan, serta
memperoleh informasi yang salah dari pihak lain, dapat menyebabkan memiliki
dasar keyakinan yang salah. Hal ini merupakan kendala dalam memperoleh hikmat
Tuhan. Oleh karena itu, jika ada firman Tuhan yang belum dipahami atau terdapat
perbedaan pemahaman tentang firman Tuhan, janganlah cepat-cepat menyalahkan
pemahaman orang lain. Pastikan bahwa pendapat yang kita yakini sesuai dengan
maksud dari firman Tuhan tersebut. Carilah informasi dari sumber lain, baik
melalui literatur maupun bertanya dan belajar dari orang yang dianggap mampu
untuk menjelaskan. Jika sudah dipastikan bahwa apa yang disampaikan orang lain
itu benar, maka kita harus mau mengakui dan menggantikan dasar pemikiran dan
keyakinan kita sesuai dengan kebenaran yang telah diterima. Ini memerlukan
kerendahan hati dan kesediaan untuk belajar, serta mengakui bahwa kebenaran
dapat datang dari sumber lain. Dengan demikian, kita dapat memperbarui
pemahaman dan keyakinan kita sesuai dengan firman Tuhan.
Penting untuk diingat bahwa
menolak kebenaran firman Tuhan dan tidak mau belajar dari orang lain yang telah
memahami firman Tuhan dengan baik dapat disebut sebagai kebodohan. Kebodohan
ini dapat diwujudkan dalam bentuk penghinaan terhadap hikmat dan didikan.
Menghina hikmat terjadi ketika seseorang menolak menerima kebenaran firman
Tuhan, sedangkan menghina didikan terjadi ketika seseorang menolak untuk mengakurasi
pikirannya dan belajar dari firman
Tuhan, serta menolak didikan dari orang yang telah diakurasi pemahaman firmannya oleh Tuhan. Apalagi jika
seseorang melarang atau menghalangi orang lain untuk belajar firman Tuhan demi
mengukur pikiran dan hatinya selaras dengan firman Tuhan.